Kamis, 11 Juni 2009

Cintaku pada Euphorbia

Kira-kira 6 tahun yang lalu bunga Euphorbia bagiku tak ubahnya seperti bunga liar, yang kebanyakan tumbuh sebagai pagar halaman. Sering pula ku jumpai rimbun daunnya tertata diantara taman-taman kota, nyaris tak seorangpun mengabaikannya. Karena durinya yang tajam serta bunganya yang sedikit (hanya dua buah di setiap dompol serta warnanya yang cuma merah melulu ...), tak pernah sedikitpun terlintas dalam benakku untuk memilikinya. Tapi itu dulu ...

Suatu ketika, sekedar iseng aku membeli sebuah bibit Euphorbia ... kubiarkan dia tumbuh di depan rumah dengan sendirinya (kalau ingat kusiram kalau lupa enggak he..he..). Sampai suatu hari, setelah 5 bulan berselang, aku begitu terkagum-kagum melihat dompolan kuncup yang hampir mulai mekar berwarna merah jambu. Itulah Euphorbia Chiang Mai ku yang pertama, yang hingga saat ini terus berbunga tanpa henti ...



CHIANG MAI
(Euphorbiaku yang pertama)

Kini seiring berjalannya waktu berkat tangan dingin para penyilang, banyak bermunculan jenis- jenis baru. Warna bunganya pun bermacam-macam dari merah, kuning, hijau dan putih dengan hiasan setrip atau bercak di setiap mahkotanya. Apalagi dompolan bunga seolah menyesaki setiap batangnya sehingga sosoknya terlihat nyaris tanpa daun, serta tahan hingga berbulan-bulan. Mau tak mau membuatku jatuh hati pada si cantik yang satu ini ...


0 komentar:

Posting Komentar